Dalil-dalil, hikmah yang mengarah kebolehan peringataan Maulidin Nabi shalllahu'alaihi wasallam

Allah Ta'aala berfirman, “ ’Isa putra Maryam berdoa, ‘Ya Tuhan kami turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari Raya bagi kami yaitu orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; beri rezekilah kami, dan Engkau lah pemberi rezeki yang paling Utama’”.(QS Al-Maidah [5] :114).

Turunnya makanan dari Allah subhaanahuuwata'aala untuk umat nabi Isa saja sudah sebagai suatu kenikmatan dan hari Raya untuk umat Isa  dan untuk yang datang sesudah mereka. Bagi umat Muhamad shalllahu'alaihiwasallam, Allah subhaanahuuwata'aala telah memberikan berbagai kenikmatan dan kemuliaan karena lahirnya dan turunnya makhluk yang paling mulia yaitu Habibullah Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam kedunia ini!!

 

**Dalam kitab Al-Madhkal oleh Ibnu al-Hajj jilid 1 hal. 261 disebutkan: “Menjadi satu kewajiban bagi kita untuk memperbanyak kesyukuran kepada Allah setiap hari Senin bulan Rabiul Awal, karena Dia (Allah subhaanahuu wata'aala) telah mengarurniakan kepada kita nikmat yang besar, yaitu diutus-Nya Nabi shalllahu'alaihiwasallam untuk menyampaikn Islam”.

 

**Dalam Sahih Muslim hal.168 juga memperkuat dalil-dalil keabsahan peringatan maulid (kelahiran) Nabi shalllahu'alaihiwasallam, yaitu mengenai puasa setiap hari Senin yang dilakukan oleh Nabi shalllahu'alaihiwasallam. Beberapa orang sahabat beliau shalllahu'alaihiwasallam bertanya apa sesungguhnya motivasi beliau berpuasa tiap hari Senin? Beliau shalllahu'alaihi wasallam menjawab; 

ذَالِكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيْهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ اَوْ اُنْزِلَ عَلَيَّ فِيْهِ       

“Pada hari itu (hari Senin) adalah hari kelahiranku dan hari turunnya wahyu (pertama) kepadaku”.

 

Dalam pertanyaan tersebut, Rasul shalllahu'alaihiwasallam tidak menjawab, ‘Puasa hari Senin itu mulia, banyak pahala dan boleh-boleh saja'. Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam memperingati dan merayakan hari kelahirannya dengan berpuasa setiap hari Senin.

 

Beliau shalllahu'alaihiwasallam menghubungkan hari kelahirannya dengan hari turunnya wahyu pertama (hari bi’tsah kenabian) kepada beliau, menunjukkan ketinggian martabat hari kelahiran (maulid) beliau sebagai hari turunnya rahmat Allah subhaanahuuwata'aala. Sudah selayaknya kita ,sebagai umat beliau, memandang hari maulid beliau shalllahu'alaihiwasallam sebagai hari besar dan mulia yang perlu diperingati sewaktu-waktu. Dalam hal ini, apanya yang salah dan mengapa harus di munkarkan atau disesatkan…?

 

**Hikmah terbesar dari peringatan maulid Nabi shalllahu'alaihiwasallam adalah, meneguhkan iman serta membangkitkan cinta pada Allah dan Rasul-Nya.  Beberapa firman Allah Ta'aala;                        لَقَدْ كَانَ في قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لأوْلِى الألْبَابِ         

Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu (para nabi dan rasul) terdapat  pelajaran bagi orang-orang yang berakal”.(QS.Yusuf [12]  : 111)

وَكُلاًّ نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أنْبَاءِ الرُسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَك            

“Dan semua kisah para Rasul kami ceriterakan kepadamu, yang dengan kisah-kisah itu Kami teguhkan hatimu.” (QS.Hud [11]: 120 )

قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللهَ فَاتَّبِعُوْنِي يُحْبِبْكُمُ اللهُ                   

“Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah  aku (Muhamad), dan Allah akan mencintai kamu”.(QS Ali Imran [3]: 31) .

 

Allah subhaanahuuwata'aala di dalam kitab suci Al-Quran banyak menceritakan riwayat-riwayat para Nabi dan Rasul secara berulang-ulang dibeberapa Surah. Umpama riwayat Nabi Isa 'alaihissalaam dalam surah Maryam, di sini kisah beliau mulai kelahirannya hingga dewasa, bahkan dikisahkan juga dakwah dan mukjizatnya. Juga riwayat Nabi Ibrahim, Nabi Yusuf, Nabi Sulaiman dan nabi-nabi lainnya ['alaihimussalaam]. Allah mengisahkan bagaimana kehidupan, kemuliaan/kedudukan para rasul ini. Tidak lain itu, semua agar para pembaca Al-Quran dapat mengambil pelajaran dan memperteguh iman dalam hati.

Kalau kisah para Nabi dan Rasul yang lain saja, sudah sedemikian besar arti dan manfaatnya, apalagi kisah kelahiran dan kehidupan junjungan kita Nabi besar Muhamad shalllahu'alaihiwasallam, penghulu para nabi dan rasul !!

 

**Begitu pula, Allah subhaanahuuwata'aala berfirman, Demikianlah (perintah Allah) dan barangsiapa yang mengagungkan syiar-syiar Allah (lambang kebesaran) Allah, itu sesungguhnya (timbul) dari hati yang takwa”, (QS Al-Hajj [22]:32); “Demikianlah (perintah Allah), dan barangsiapa mengagungkan apa yang mulia di sisi Allah, itulah yang terbaik baginya di sisi Tuhannya”.(QS Al-Hajj [22]: 30).

 

Tidak diragukan lagi, Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam adalah makhluk yang paling mulia di antara makhluk-makhluk Ilahi, dengan kenabian dan kerasulannya, dengan segala mukjizat termasuk mukjizat yang terbesar, yaitu Al-Quran yang di karuniakan Allah kepada beliau shalllahu'alaihiwasallam, adalah lambang kebenaran dan kebesaran (syiar) serta lambang kekuasaan Allah subhaanahuuwata'aala. Memuliakan dan mengagungkan syiar Allah ini, adalah bukti dari hati yang bertakwa kepada Allah subhaanahuuwata'aala.

 

**Di dalam majlis maulid ini, selalu dikumandangkan shalawat, riwayat kisah Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam dan ceramah agama. Semuanya ini  sangat baik dan sejalan dengan dalil-dalil hukum syara’ serta sejalan dengan kaidah-kaidah umum agama. Bahkan shalawat ini adalah perintah Allah jallaajalaaluh sebagaimana firman-Nya:

إنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِي يَآاَيُّهَا الذِّيْنَ آ مَنوْا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا               

Sesungguhnya Allah dan para Malaikat sentiasa bersalawat kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman berselawatlah kamu kepadanya.” (QS Al-Ahzab [33]: 56).

Arti shalawat Allah subhaanahuuwata'aala pada ayat ini menurut ahli tafsir berarti pujian Allah subhaanahuuwata'aala terhadap Nabi shalllahu'alaihi wasallam. Pernyataan kemuliaannya serta maksud meninggikan dan mendekatkannya. Begitu juga shalawat para Malaikat kepada beliau shalllahu 'alaihiwasallam untuk memuji, memuliakan, dan mendoakan Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam. Dan orang yang beriman disuruh juga bershalawat dan bersalam pada beliau shalllahu'alaihiwasallam.

 

**Kita juga dianjurkan oleh Allah jallaajalaaluh agar ingat-mengingatkan sesama muslim karena hal ini sangat bermanfaat bagi kita sebagaimana Firman-Nya,   

                                 وَذَكِّرْ فَإنَّ الَذِّكْرَى تَنْفَعُ المُؤْمِنِينَ

“Dan ingatkanlah, karena peringatan itu sesungguhnya bermanfaat bagi orang orang yang beriman”.  (Ad-Dzariyat [51]:55). Allah memerintahkan agar kita selalu berbuat kebaikan, di mana kebaikan itu bisa menghapuskan dosa:

اِنَّ الحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّآتِ          

“Sungguhlah bahwa kebaikan meniadakan keburukan”.  (QS Hud [11]: 114)

 

Tidak diragukan lagi, orang yang membaca riwayat maulidin Nabi shalllahu 'alaihiwasallam ,baik secara individu maupun berjamaah, adalah termasuk berbuat kebaikan dan meraih pahala besar.

 

Sekali lagi, menarik kesimpulan arti firman-firman Allah dan hadis-hadis di atas ini bahwa kesempurnaan iman seseorang itu amat bergantung pada kecintaannya terhadap Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam. Kecintaan, ketaatan dan keimanan pada Allah subhaanahuuwata'aala dan Rasul-Nya, ini akan bertambah tebal dan mantap di hati kita bila selalu di-ingatkan berulang-ulang dengan membaca dan mendengar riwayat kisah kehidupan Rasulallah shalllahu 'alaihiwasallam serta bershalawat pada beliau shalllahu'alaihiwasallam!

 

**Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan, Rasulallah shalllahu'alaihi wa sallam telah bersabda,

                 لاَ يُؤْمِنُ أحَدُكُمْ حَتَّى اَكُونَ اَحَبَّ اِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَ وَلدِهِ وَ النَّاسِ اجْمَعِيْنَ   

Tidak sempurna iman kamu sehingga aku lebih dicintainya daripada anak, ibu- bapa dan manusia seluruhnya.” Dalam hadis lain, riwayat Imam Bukhori, Nabi shalllahu'alaihiwasallam bersabda, “Tidak sempurna iman kamu sehingga aku lebih dicintai daripada diri kamu sendiri. Umar bin Khatab r.a. berkata, ‘Ya Rasulallah aku mencintaimu lebih daripada diriku sendiri’”.   

 

Dalam hadis Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam kita diperintahkan untuk mencintai Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam melebihi dari anak-anak kita sendiri, orang tua dan manusia seluruhnya. Keimanan kita, tergantung dengan besarnya kecintaan kita kepada beliau shalllahu'alaihiwasallam. Cinta kepada beliau shalllahu'alaihiwasallam berarti kita cinta kepada Allah subhaanahuu wata'aala. Dengan sering memperingati hari kelahiran Rasulallah shalllahu 'alaihiwasallam akan memantepkan hati kita untuk bisa mencontoh pribadi dan perjalanan beliau shalllahu'alaihiwasallam.

Wallahua'lam

Silahkan ikuti kajian berikutnya