Bolehkah Keturunan Nabi Shallahu álaihiwasallam Menerima Zakat?

Pada masa sekarang, bolehkah keturunan nabi shalllahu'alaihiwasallam menerima zakat?

Berikut, kami mengutip pendapat ulama tentang hadis, ‘semua ahlul bait di haramkan menerima sedekah atau zakat’ Memang pada dasarnya–menurut hadis–semua keturunan (ahlul-bait) Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam (yang lazim disebut sayid atau syarif), diharamkan menerima sedekah atau zakat dalam bentuk apa pun, tetapi, mereka diberi hak untuk memperoleh bagian dari harta ghanimah (pampasan perang) atau dari harta kekayaan umum (baitul mal). Mereka, boleh menerima bagian dari harta warisan atau harta wakaf dengan syarat dalam wasiat atau wakaf tersebut jelas dan tegas menyebutkan hak mereka.  

Namun, pada masa sekarang tidak ada lagi ghanimah, tidak ada pula atau jarang sekali dana baitul mal sebagaimana yang dahulu pernah terjadi pada zaman pertumbuhan Islam. Dengan terjadinya perkembangan ini, akibatnya keturunan ahlul bait Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam yang hidup kekurangan tidak dapat menerima tunjangan yang oleh syariat telah ditetapkan sebagai hak mereka. Dalam keadaan seperti itu, apakah menurut syari’at mereka di perkenankan menerima zakat dari orang-orang kaya untuk meringankan beban penghidupn sehari-hari? 

 

Menurut Imam Syafi’i, dalam keadaan bagaimana pun juga, mereka tidak boleh atau haram menerima sedekah atau zakat. Akan tetapi, menurut Imam Al-Qadhi Abu Said Al-Hurawi, para keturunan ahlul bait yang masuk dalam kategori penerima zakat diperbolehkan menerima sedekah atau zakat asal benar-benar mereka itu tidak mungkin lagi dapat memperoleh haknya dari bagian harta ghanimah (pampasan perang) atau baitul mal.

 

Demikian pula, fatwa yang dikeluarkan oleh Imam Muhamad bin Muhamad bin Yahya dan Imam Fakruddin Ar-Razi dan dibenarkan juga oleh Abu Syakil. Dalam kitabnya yang berjudul Al-Khadim, Abu Syakil setelah mengutarakan pendapat Ar-Rafi’i mengenai masalah tersebut, ia pun mengemukakan pendapat Imam Al-Ashthakhri, Al-Hurawi dan Ibnu Yahya, yang semuanya memperbolehkan keturunan ahlul bait menerima sedekah atau zakat, jika mereka benar-benar tidak mungkin lagi memperoleh hak-haknya dari harta ghanimah (atau dari baitul Maal, pen.) . Abu Hafsh An-Narsami mengatakan, sedekah atau zakat boleh  diberikan kepada orang-orang yang menurut syariat berhak memperoleh bagian dari harta ghanimah.

 

Dan masih banyak lagi, pendapat para ulama yang semakna, di antaranya Syarif Abul Abbas Al-Fara dalam kitabnya  Mu’tamad at-Tanbih; Ibnu Nahwi dalam kitabnya Al-Ajalah dan lain-lain. Demikianlah, keterangan singkat dari para ulama mengapa sekarang keturunan Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam mau menerima zakat dan sedekah.

Wallahua'lam

Silahkan ikuti kajian berikutnya.