Apakah Syeikh Sulaiman ini sudah tobat ? 

Kelompok Wahabi-Salafi menyatakan, di akhir hayat Syeikh Sulaiman bin Abdul Wahab–kakak sekandung Muhamad bin Abdul Wahab–telah bertaubat dan menyesali segala yang telah di lakukannya sebagai penentang keras ajaran adiknya, Wahabisme.

 

Sebenarnya, penentangan yang dilakukan oleh Syeikh Sulaiman adalah nasehat kepada sang adik ,baik secara lisan maupun tertulis (risalah). Bukti-bukti konkrit yang kuat dan ilmiah telah beliau sampaikan kepada sang adik, namun ikhtiyar menerima kebenaran bukan terletak pada tangan Syeikh Sulaiman bin Abdul Wahab. 

 

Khairuddin az-Zarkali asal Syria bermazhab Wahabi-Salafi, dalam kitab al-A’lam jilid 3 hal.130 menyatakan, “Ada yang menyatakan bahwa Syeikh Sulaiman bin Abdul-Wahab telah bertaubat atas penentangannya terhadap pemikiran adiknya, Muhamad bin Abdul-Wahab.” Namun sayangnya,, dalam buku ini az-Zarkali tidak berani memberi isyarat tentang kebenaran pernyataan taubatnya Syeikh Sulaiman, apalagi meyakininya dengan menyebut bukti-bukti konkrit. Hal itu, karena ketiadaan bukti yang konkrit serta otentik berkaitan dengan taubat Syeikh Sulaiman dalam penentangannya atas ajaran adiknya.

 

Ada lagi seorang penulis Wahabi lainnya ,Umar Ridho Kahalah asal Syria, pengarang kitab “Mu’jam al-Mu’allifin” jilid 4 hal.269, yang menjelaskan tentang pribadi Syeikh Sulaiman bin Abdul Wahab. Dalam kitab ini dan kitab “Idhoh al-Maknun” jilid 2 hal.72, menyebutkan juga karya Syeikh Sulaiman berjudul “As-Showa’iq al-Ilahiyah fi Mazhabal-Wahabiyah” (Petir-Petir Ilahi pada Mazhab Wahabisme)  

 

Dalam kitab Idhoh al-Maknun juga menyinggung kitab karya Syeikh Sulaiman bin Abdul Wahab lainnya yang berjudul “Fashlul Khitab fi Madzhab Muhamad bin Abdul Wahab” (Seruan Utama pada Mazhab Muhamad bin Abdul Wahab). 

 

Surat panjang yang berjudul  “Fashlul Khitab min Kitab Rabbil Arbab, wa Hadis Rasulallah al-Malak al-Wahhab, wa kalaam Uli al-Albab fi Mazhab Muhamad bin Abdul Wahab”  (Seruan Utama dari Kitab Penguasa dari segala penguasa–Allah Ta'aala.–dan hadis utusan Maha Kuasa dan Maha Pemberi anugerah–Muhamad shallahuálaihiwasallam–dan ungkapan pemilik akal sehat pada mazhab Muhamad bin Abdul Wahab), sudah beberapa kali dicetak di beberapa negara; di India pada tahun 1306 H, di Turki pada tahun 1399 H, di Mesir, Lebanon dan beberapa negara lainnya.        

 

Berikut, nama-nama dan judul kitab golongan Wahabi-Salafi kontemporer (tidak sezaman bahkan hidup jauh pasca Syeikh Sulaiman wafat), yang menulis dan mengarang-ngarang tentang taubatnya Syekh Sulaiman dari penentangan ajaran Wahabisme: 

Ibnu Ghannam (Tarikh Nejed 1/143)

Ibnu Bisyr (Unwan Majd hal. 25)

Syaikh Mas’ud An-Nadawi (Syaikh Muhamad bin Abdul Wahab Mushlih Mazhlum 48-50)

Syaikh Abdul Aziz bin Baz (Ta’liq Syaikh Muhamad bin Abdul Wahab hal. 95)

Syaikh Ahmad bin Hajar Alu Abu Thami (Syaikh Muhamad bin Abdul Wahab hal. 30)

Syaikh Muhamad bin Sa’ad Asy Syuwa’ir (Syaikh Sulaiman bin Abdul Wahab Syaikh muftara ‘alaihi lihat majalah Buhuts Islamiyah edisi 60/1421H)

Syaikh Nashir Abdul Karim Al-Aql (Islamiyah la Wahabiyah hal. 183)

Syaikh Muhamad As-Sakakir (Al Imam Muhamad bin Abdul Wahab wa Manhajuhu fi Dakwah hal. 126)

Syaikh Sulaiman bin Abdurrahman Al-Huqail (Hayat Syaikh Muhamad bin Abdul Wahhab hal. 26. yang diberi kata pengantar oleh Syaikh Shalih bin Abdul Aziz Alu Syaikh) dan lain-lain.

 

Padahal, kalau kita baca kitab Syeikh Sulaiman As-Shawa’iq al-Ilahiyah fi Mazhab al-Wahabiyah adalah merupakan surat teguran terhadap adiknya secara langsung. Adapun, kitab Syeikh Sulaiman yang berjudul Fashlul Khitab fi Mazhab Muhamad bin Abdul Wahab adalah surat yang ditujukan kepada Hasan bin ‘Idan, salah satu sahabat pendukung setia dan fanatik Muhamad bin Abdul Wahab. Dua karya yang berbeda dari Syeikh Sulaiman bin Abdul Wahab berfungsi sama yaitu, mengeritik ajaran Wahabisme, walaupun berbeda dari sisi obyek yang diajak bicara. Kedua kitab tersebut memiliki argumentasi yang kuat dan ilmiah, baik dari Al-Quran, hadis maupun pendapat Salaf Saleh.

 

Pengakuan para ulama Wahabi-Salafi kontemporer yang menyatakan bahwa Syeikh Sulaiman telah taubat, bahkan telah mengikuti dan menyokong ajaran adiknya (Wahabisme), adalah kebohongan yang diatas namakan Syeikh Sulaiman bin Abdul Wahab. Semua itu, mereka lakukan tidak lain hanya untuk membersihkan pengaruh dan image negatif akibat pengingkaran kakak kandung pencetus Wahabisme.

 

Kenyataan yang ada, para pengikut Wahabi–khususnya para ulamanya yang berada di Saudi, Yaman dan Kuwait–sangat membenci Syeikh Sulaiman bin Abdul Wahab.

Wallahuálam.

Silahkan ikuti kajian berikutnya.

Maak jouw eigen website met JouwWeb