Ciuman Orang Tua dan Anak
Ciuman Orang Tua dan Anak
- Diriwayatkan oleh Abu Daud (hadis no. 5222), Sayidina Abu Bakar r.a. mencium anaknya Sayidatina Aisyah r.a. ketika beliau mendapati anaknya demam. Dengan demikian, ciuman bukan khusus untuk anak-anak lelaki saja.
- Dalam kitab sunan yang tiga (Sunan Abu Dawud, At-Tirmidzi dan An-Nasai) dari Aisyah ra, yang berkata, “Aku tidak pernah melihat seorang pun lebih mirip dengan Rasulallah dari Fathimah dalam sifatnya, cara hidup dan gerak-geriknya. Ketika Fathimah rhadiyallahuánhaa datang kepada Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam, Rasulallah berdiri menyambutnya lalu mengambil tangan Fathimah, kemudian Rasulallah mencium Fathimah dan membawanya duduk di tempat duduk beliau. Dan apabila Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam datang kepada Fathimah, Fathimah berdiri menyambutnya lalu mengambil tangan Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam, kemudian menciumnya, setelah itu ia mempersilahkan beliau duduk di tempatnya.” Demikian penjelasan al-Hafidh Ibnu Hajar dalam kitab at-Talkhish al-Habir. Abu Daud juga mencatatnya pada hadis no. 5217.
- Menurut riwayat Imam Tirmizi (hadis no. 3872), apabila Fatimah r.a. masuk bertemu Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam, baginda Rasul shalllahu'alaihi wasallam terus berdiri dan mengambil tangan puterinya dan menciumnya serta duduk bersamanya di dalam satu majlis. Ciuman anak pada kedua tangan ibu-bapak adalah karena penghormatan mereka terhadap kemuliaan derajat orang tua. Sedangkan, ciuman ibu-bapak kepada anak-anaknya adalah kasih sayang terhadap mereka. Ini semua merupakan sunnah Nabi shalllahu'alaihiwasallam.
Dalam suatu hadis diriwayatkan, seorang lelaki bercerita di dalam satu majlis Nabi shalllahu'alaihiwasallam bahwa dia tidak pernah mencium anak-anaknya. Lalu, Rasulallah Saw. bersabda, “Apa yang dapat saya nyatakan bahwa Allah subhaanahuuwata'aala telah melenyapkan rahmat dari hati kamu.”(HR. Imam Bukhari no. 5998).
Wallahua’lam .
Silahkan ikuti kajian berikutnya.
Maak jouw eigen website met JouwWeb