Mengagungkan Nabi Muhamad Shallallahu'alaihiwasallam

Mengagungkan Nabi Muhamad shalllahu'alaihiwasallam

Keberatan lainnya dari golongan Pengingkar atas peringatan Maulid Nabi shalllahu'alaihiwasallam dan peringatan keagamaan lainnya adalah berkenaan dengan mengagungkan Nabi Muhamad shalllahu'alaihiwasallam. Mereka, melarang peringatan ini dengan berdalil sabda Nabi shalllahu'alaihiwasallam.:

         لاَ تُطْرُوْنِى كَمَا أطْرَتِ النَّصَارَى عِيْسَى بْنَ مَرْيَمَ              

“Janganlah kalian mengagung-agungkan diriku seperti kaum Nasrani mengagung-agungkan Isa putra Maryam”.

 

Atas dasar hadis ini, golongan ini menganggap mengagungkan beliau shalllahu'alaihiwasallam merupakan sikap ghuluw (berlebih-lebihan). Praktik ini, dapat membawa orang kepada perbuatan syirik. Dengan tegas, mereka berpendapat memuji beliau shalllahu'alaihiwasallam lebih tinggi dari manusia yang lain, dan memandang beliau shalllahu'alaihiwasallam mempunyai kelebihan lebih dari manusia biasa, adalah bid‘ah keagamaan dan perbuatan yang menyalahi sunnah beliau shalllahu'alaihiwasallam!!

 

Jawaban;

Jika kita pshalllahu'alaihiwasallam yaitu orang yang mengagungkan beliau Saw. seperti orang Nasrani yang mengagungkan nabi Isa 'alaihissalaam. Pengagungan orang-orang Nasrani terhadap nabi Isa álaihissalaam memang melampui batas. Isa dalam keyakinan umat Nasrani dipandang sebagai anak Tuhan. Pengagungan seperti inilah, yang dilarang oleh agama. Ini jelas, syirik karena menyekutukan Allah Ta'aala. Adapun, orang yang mengagungkan Rasulallah shalllahu'alaihi wasallam dengan cara yang tidak melampaui batas, bukanlah sebuah praktik penyembahan. Bahkan, diperintahkan oleh Allah Subhaanahuuwataáala. Ini adalah anjuran agama.

Allah Ta'aala berfirman;

       الَّذِيْنَ آمَنُوْا بِهِ وَ عَزَّرُوْهُ وَ نَصَرُوْهُ وَاتَّبَعُوا النُّوْرَ الذِّي اُنْزِلَ مَعَهُ أوْلاَئِكَ هُـمُ الْمُفـْلِحُوْنَ                    

“Orang-orang yang beriman kepadanya (Nabi Muhamad shalllahu'alaihi wa sallam) mengagung-kannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang diturunkan bersamanya (yakni Al-Quran) mereka itulah orang-orang yang memperoleh keberuntungan”.(QS.Al- A’raf  [7]: 157).

 

**Dalam sebuah hadis qudsi, Allah Taála berfirman,         

وَ قَالَ اللهُ اِنِّي مَعَكُم لَئِنْ اَقَمْتُمُ الصِّلاَةَ وَاَتَيْتُمُ الزَّكَاةَ وَاَمَنْتُمْ بِرُسُلِيْ وَعَزَّرْتُمُوْهُم وَاَقْرَضْتُمُ اللهَ قَرْضًا حَسَنًا َلاُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وََلاُدْخِلَنَّكُمْ   جَنَّاتٍ تَجْرِى مِنْ تَحْتِهَا الاَنْهَارُ                                          

“Sesungguhnya Aku bersama kamu, jika kamu benar-benar mendirikan shalat, menunaikan zakat, beriman terhadap para Rasul-Ku, mengagungkan mereka dan kamu memberikan pinjaman kepada Allah dengan pinjaman yang baik, Aku akan bebaskan daripada kejelekanmu (kesalahanmu) dan Aku akan masukkan kamu ke dalam surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai.”

Menurut Tafsir Qurtubi jilid 6 hal.151, arti azzartumuhum di ayat itu, adalah ‘memuliakan atau mengagungkan mereka’.

 

Jadi, memuliakan para Rasul termasuk salah satu amalan yang dapat mendatangkan maghfirah (ampunan) dan menurunkan rahmat. Terbukti dalam ayat di atas, mereka yang mengagungkan dan memuliakan para rasul akan di ampuni sebagian dosanya dan akan dimasukkan kedalam surga. Apalagi kalau yang kita agungkan dan muliakan itu adalah Asyraful Anbiya wal Mursalin (yang paling mulia di antara para nabi dan rasul) yakni junjungan kita nabi besar Muhamad shalllahu'alaihiwasallam.

 

Imam At-Thabari dalam kitab tafsir-nya jilid 6 hal.151 mengartikan ‘azzar-tumuhum’  dengan ‘memuliakan mereka’.

Dengan demikian, memuliakan para Rasul termasuk salah satu amalan yang dapat mendatangkan maghfirah dan menjadi penyebab turunnya rahmat Allah Swt. dan penyebab masuk surga.

 

Sebagaimana yang telah dikemukakan, beberapa firman Allah Taáala. “Demikian lah (perintah Allah), dan barangsiapa mengagungkan apa yang mulia di sisi Allah, itu lah yang terbaik baginya di sisi Tuhannya”.(QS Al-Hajj [22]: 30). Firman Allah Swt. lainnya, “Demikianlah (perintah Allah) dan barangsiapa yang mengagungkan syiar-syiar Allah (lambang kebesaran) Allah, itu sesungguhnya (timbul) dari hati yang takwa”  (QS. Al-Hajj : 32).

 

**Mengenai keagungan Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam, firman Allah wa Taáala berfirman: “Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul (Muhamad) dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan kamu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan (raufun) lagi penyayang (rahimun) terhadap orang-orang mukmin”. (QS At-Taubah [9]:128).

 

Firman Allah Taáala untuk mengagungkannya, “Sungguhlah Kami telah mengutusmu (hai Muhamad) sebagai saksi, sebagai pembawa kabar gembira dan sebagai pemberi peringatan, maka hendaklah kalian (manusia) beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, memperkuat (agama) dan mengagungkannya”, (QS Al-Fath [48]: 8-9).

Allah Ta'aala memuji budi pekerti Rasulallah shalllahu'alaihi wasallam, firman-Nya,:    

                وَإنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيْمٍ

“Dan sungguhlah bahwa engkau (hai Muhamad) berbudipekerti luhur”.  (QS.Al- Qalam [68]:4).  

 

Disamping itu, banyak firman Allah Ta'aala yang menyifatkan para rasul-Nya sebagai sifat-Nya (Halim, Karim dan sebagainya), sedangkan sifat Allah Rauuf hanya disifatkan untuk Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam, tidak kepada para rasul lainnya. Tentu ini, bermakna majazi (kiasan), karena yang Maha Rauf dan Rahim hanyalah Allah Ta'aala. Ini menunjukkan bukti agungnya kedudukan Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam di sisi Allah Ta'aala.

 

Semua ayat yang telah dikemukakan, bisa kita tarik kesimpulan bahwa Allah Ta'aala memuji budi pekerti Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam. Tidak di- ragukan lagi, Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam adalah makhluk yang paling mulia di antara makhluk-makhluk Ilahi, dengan kenabian dan kerasulannya, dengan segala mukjizat termasuk mukjizat yang terbesar, yaitu Al-Quran yang dikaruniakan Allah kepada beliau shalllahu'alaihiwasallam, adalah lambang kebenaran dan kebesaran (syiar) serta lambang kekuasaan AllahTaáala.

 

Memuliakan dan mengagungkan syiar Allah ini, adalah bukti dari hati yang bertakwa kepada Allah Taáala dan siapa yang selalu memuji dan mengagungkan beliau saw. berarti dia termasuk orang yang beriman, yang cinta dan mengharapkan ridho Allah Taáala dan Rasul-Nya serta termasuk orang ahli takwa. Wallahu'alam

Silahkan ikuti kajian berikutnya.