Hadis Tsaqalain (dua bekal berat)

Hadis Tsaqalain (dua bekal berat)

Kita hanya sering mendengar hadis Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam agar kita memegang dua bekal yaitu, Kitabullah wa sunnati, artinya (berpegang) Kitabullah dan Sunnah Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam atau hadis lainnya yaitu, Kamu harus berpegang teguh kepada sunahku dan sunah para Khulafa Rasyidin sepeniggalku, dan peganglah erat-erat serta gigitlah dengan gigi geraham kamu. Tetapi, jarang sekali dikumandangkan hadis Nabi shalllahu'alaihiwa sallam agar kita memegang dua bekal, ‘Kitabullah dan Itrah-ku (keturunanku) Ahlu baitku’. Padahal, hadis Kitabullah wa Sunnati menurut para ulama hadis, sanadnya masih diperselisihkan dan bukan termasuk hadis tsaqalain.

 

Syaikh Hasan Ali As-Saqqaf ,seorang ulama dari Jordania, pernah ditanya mengenai hadis Kitabullah wa Sunnati. Beliau menjawab: “Sebenarnya sanad hadis yang tsabit dan sahih adalah, hadis yang berakhir dengan wa ahli baiti. Adapun, yang berakhir dengan kata wa sunnati itu bathil (salah) dari sisi matan dan sanadnya. Hadis yang sahih, diriwayatkan oleh Imam Muslim (IV:1873 no. 2408 cet..Abdulbaqi) dari Zaid bin Arqam r.a., ‘Suatu hari, Rasulallah-shalllahu 'alaihiwasallam-pernah berdiri di hadapan kami seraya berkhutbah di suatu tempat (kebun) kosong di antara Makkah dan Madinah. Beliau shalllahu'alaihi wa sallam memuji Allah dan menyanjung-Nya.

Lalu, menasihati dan mengingatkan (umatnya) dengan sabdanya, Amma ba’du (adapun sesudah itu), ingatlah wahai sekalian manusia, sesungguhnya aku ini hanya manusia biasa, hampir-hampir (sebentar lagi) akan datang utusan Tuhanku (yang akan memanggilku kehadhrat-Nya), aku pun (pasti) mengabulkannya.

 

Dan aku (akan) meninggalkan pada kalian dua pusaka. Pertama, Kitabullah (Al-Quran), di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya. Maka, ambillah kitabullah itu dan peganglah teguh-teguh’.  Beliau shalllahu'alaihiwasallam memerintahkan untuk berpegang teguh pada Al-Quran sebagai kitabullah dan mendorong untuk mengamalkannya. Kemudian, beliau-shalllahu'alaihiwasallam-bersabda, ‘Dan (yang kedua) ahli baitku  (keluargaku)'. Itu lafaz atau redaksi dari imam Muslim.

 

Di antara perawi lainnya meriwayatkan dengan redaksi seperti itu ialah, Al-Darimi dalam Sunan-nya (II:431-432) dengan isnad sahih, dan ada lagi perawi lainnya yang meriwayatkan seperti redaksi Imam Muslim itu.

 

Adapun, dalam riwayat Imam Tirmidzi terdapat kata-kata wa ithrati ahli-baiti (dan keturunanku, yaitu ahli baitku). Hadis sahih dalam Sunan Tirmidzi (V:663 no.3788) menyebutkan, Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam bersabda,

‘Sesungguhnya aku meninggalkan pada kalian apa yang jika kalian pegang  (erat-erat), pasti kalian tidak akan sesat sesudah aku (wafat). Salah satunya, lebih agung daripada yang lainnya, (yaitu) Kitabullah.

Dia merupakan tali yang memanjang dari langit ke bumi. Dan keturunanku (yaitu) ahli-baitku. Kedua-duanya (dua pusaka) tidak akan berpisah sehingga kembali/ bertemu dengan aku di Haudh (telaga di surga). Perhatikan lah, (berhati-hatilah dan pikirkanlah) bagaimana kalian memperlakukan mereka sepeninggalku’”.

 

Info: Keterangan Syeik Hasan selanjutnya mengenai hadis, ‘Kamu harus berpegang teguh kepada sunahku dan sunah para Khulafa Rasyidin sepeniggalku, dan peganglah erat-erat serta gigitlah dengan gigi gerahammu’, dan hadis ‘Kitabullah wa Sunnati’, silahkan baca kajian berikutnya setelah riwayat hadis tsaqalain berikut ini.

 

Hadis tsaqalain (dua peninggalan yang berat)

Hadis ini banyak dikutip oleh para perawi hadis dan beragam kalimatnya, tapi maknanya sama. Berikut, kami kutip beberapa hadis tsaqalain, yang sebagian telah dikemukakan sebelumnya:

           يَا اَيُّهَا النَّاسُ اِنِّي تَرَكْتُ فِيْكُمْ مَا اِنْ اَخَذْتُمْ بِهِ لَنْ تَضِلُّوْا كِتَابَ اللهِ وَعِتْرَتِي أهْلَ بَيْتِي

Wahai manusia, sungguh kutinggalkan kepada kalian sesuatu yang jika kalian berpegang teguh dengannya kalian tidak akan tersesat: ‘Kitabullah dan Ithrati Ahlu baitku’”.

Hadis itu, bisa kita rujuk dalam:

[Sahih Tirmidzi jilid 5, hal.328, hadis ke 3874 cet. Darul Fikr Beirut, jilid 13 hal.199 cet.Maktabah Ash-Shawi, Mesir, jilid 2 hal.308 cet. Bulaq Mesir

Musnad Ahmad bin Hanbal jilid 5 hal.182

Al-Mustadrak Al-Hakim, jilid 3, hal.149 ia mengatakan hadis ini sahih

Ad-Durrul Mantsur oleh Jalaluddin As-Suyuthi jilid 6 hal.7

Ash-Shawa’iqul Muhriqah oleh Ibnu Hajar Al-Haitsami hal.184

Al-Fadhail, oleh Ahmad bin Hanbal hal. 28

Tarikh Al-Khulafa oleh As-Suyuthi hal.109

Tafsir Ibnu Katsir, jilid 4 hal.113, cet. Dar Ihya Al-Kutub Al-Arabiyah, Mesir. Tafsir Al-Khazin jilid 1 hal.4, cet.Dar Ihya Al-Kutub Al-Arabiyah, Mesir

Usdul Ghabah fi Ma’rifati Ash-Shahabah oleh Ibnu Atsir Asy-Syafi’i jilid 2 hal. 12.]

 

Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam bersabda:

إنَّي تَارِكٌ فِيْكُمْ خَلِيْفَتَيْنِ : كِتَابُ اللهِ حَبْلٌ مَمْدُوْدٌ مَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالاَرْضِ وَعِتْرَتِي أهْلُ بَيْتِي وَإنَّهُمَا لَنْ يَفْتَرِقَا حَتَّى يَرِدَا عَلَيَّ الْحَوْضَ

“Kutinggalkan kepada kalian dua peninggalan, Kitabullah sebagai tali yang terbentang antara langit dan bumi, dan keturunanku Ahlul Baitku. Sesungguhnya, kedua-duanya itu tidak akan berpisah hingga kembali kepadaku di Haudh (telaga di surga)”. (Imam Ahmad bin Hanbal dari hadis Zaid bin Tsabit dan Sahih Bukhari Muslim. Yang pertama, pada hal.182 dan yang kedua pada akhir hal.189 jilid V. Diriwayatkan juga oleh Abu Syaibah, Abu Ya’la dan Ibnu Sa’ad; Kanzul Ummal jilid 1, hal. 47 hadis no.945).

 

Hadis dengan makna serupa berbeda versi redaksinya di jumpai juga dalam Ad- Durrul Mantsur oleh As-Suyuthi Asy-Sayfi’i jilid 2, hal.60; Yanabiul Mawaddah oleh Al-Qundusi Al-Hanafi hal.38 dan 183, cet.Istanbul, cet.Al-Haidariyah hal. 42 dan 217; Majma’uz Zawaid oleh Al-Haitsmi jilid 9, hal.162; Abaqat Al-Anwar jilid 1, hal.16 cet.pertama Ishfahan; Al-jami As-Shaqhir oleh As-Suyuthi jilid 1, hal. 353 cet. Mesir; Al-Fathul Kabir oleh An-Nabhani, jilid 1 hal. 451.]

 

Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam bersabda,

إنَّي اُوْشَكُ اَنْ اُدْعَى فَاُجِيْبَ وَإنَّي تَارِكٌ فِيكُمُ الثَّقَلَيْنِ: كِتَابُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَعِتْرَتِي كِتَابُ اللهِ حَبْلٌ مَمْدُوْدٌ مِنَ السَّمَاءِ اِلَى الاَرْضِ وَعِتْرَتِي أهْلُ بَيْتِي وَإنَّ اللَّطِيْفَ الْخَبِيْرَ اَخْبَرَنِي اَنَّهُمَا لَنْ يَفْتَرِقَا حَتَّى يَرِدَا عَلَيَّ الْحَوْضَ فَانْظُرُوْا كَيْفَ تَخْلُفُوْنِي فِيْهِمَا

“Bahwasanya aku merasa hampir dipanggil, dan aku akan memenuhi panggilan itu. Sesungguhnya, aku tinggalkan kepada kamu dua pusaka (dua bekal [tsaqalain]) yang berharga (berat), Kitabullah Azza wa jalla dan Ithrahku (keturunanku). Kitabullah, adalah tali yang terbentang dari langit ke bumi, dan Itrahku ialah, Ahlu baitku. Sesungguhnya, Yang Maha Halus dan Maha Mengetahui (Allah Ta'aala) memberitakan kepadaku, keduanya tidak akan terpisahkan, sehingga keduanya kembali kepadaku di Haudh, perhatikan bagaimana kalian mempertentangkan aku terhadap keduanya”. (Musnad Imam Ahmad bin Hanbal jilid 111 hal. 17-18).           

 

Hadis yang serupa di atas, bisa kita rujuk juga dalam: (Ash-Shawa’iqul Muhriqah oleh Ibnu Hajar, hal.148, cet. Al-Muhamadiyah, di sini disebutkan ‘Lam Yaftariqa’ yang benar ‘Lan Yaftariqa’ ,sebagaimana yang terdapat pada cet. pertama hal.89, cet. Al-Maimaniyah Mesir; As-Sirah An-Nabawiyyah oleh Zaini Dahlan (catatan pinggir As-Sirah Al-Halabiyah jilid 3, hal.331 cet.Al-Bahiyah, Mesir; Al-Mu’jam Asy-Syaqir oleh Ath-Thabrani jilid 1, hal.131 cet.Dar An-Nashr, Mesir; Maqtal Al-Husain, oleh Al-Khawarizmi jilid 1, hal.104, cet. Mathba’ah Az-Zahra; Jami’ul Ushul oleh Ibnu Atsir jilid 1, hal.187, cet. As- Sunnah Al-Muhamadiyah.)

 

Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam bersabda,

      إنَّي تَارِكٌ فِيكُمُ الثَّقَلَيْنِ: كِتَابُ اللهِ وَاَهْلُ بَيْتِي وَإنَّهُمَا لَنْ يَفْتَرِقَا حَتَّى يَرِدَا عَلَيَّ الْحَوْضَ

“Kutinggalkan kepada kalian dua bekal (tsaqalain), ‘Kitabullah dan ahlu baitku’. Sesungguhnya, kedua-duanya itu tidak akan berpisah hingga kembali kepadaku di haudh.” (Al-Hakim dalam Al-Mustadrak jilid,111 hal.148. Dikatakan olehnya, hadis ini mempunyai kebenaran isnad yang diakui oleh Bukhari dan Muslim, tetapi tidak diriwayatkan oleh dua orang Imam ini. Diriwayatkan juga oleh Ad- Dzhahabi dalam Talkhishul Mustadrak, dinyatakan kebenarannya oleh Bukhari dan Muslim).

Begitulah Hadis Rasul shalllahu'alaihiwasallam dari Zaid bin Arqam r.a., yang sudah kami kemukakan dihalaman sebelumnya.

 

Dengan demikian, jelaslah bahwa hadis  “Kamu harus berpegang teguh kepada Kitabullah wa Itrati (Kitab Allah dan Ahlul Bait)” adalah hadis sahih dan tsabit (kokoh). Ia, terdapat dalam Sahih Muslim dan kitab hadis sahih lainnya. Tidak kurang dari 23 sahabat yang meriwayatkan hadis ini, antara lain:

1. Zaid bin Arqam. 2. Abu Said al-Khudri. 3. Jabir bin Abdullah. 4. Hudzaifah bin Usaid. 5. Khuzaimah bin Tsabit. 6. Zaid bin Tsabit. 7. Suhail bin Sa'ad. 8. Dhumair bin al-Asadi, 9. Amir bin Abi Laila (al-Ghifari). 10. Abdurrahman bin Auf. 11. Abdullah bin Abbas. 12. Abdullah bin Umar. 13. Uday bin Hatim. 14. Uqbah bin Amir. 15. Ali bin Abi Thalib. 16. Abu Dzar al-Ghifari. 17. Abu Rafi'. 18. Abu Syarih al-Khazai. 19. Abu Qamah al-Anshari. 20. Abu Hurairah. 21. Abu Hatsim bin Taihan. 22. Ummu Salamah. 23. Ummu Hani binti Abi Thalib.  

 

Dari kalangan Tabi‘in yang meriwayatkan hadis “Kamu harus berpegang teguh kepada Kitabullah wa Itrati  (Kitab Allah dan Ahlul Bait)”, antara lain:

1. Abu Thufail Amir bin Watsilah. 2. Athiyyah bin Said al-Ufi. 3. Huns bin Mu'tamar. 4. Harits al-Hamadani. 5. Hubaib bin Abi Tsabit. 6. Ali bin Rabiah. 7. Qashim bin Hisan. 8. Hushain bin Sabrah. 9. 'Amr bin Muslim. 10. Abu Dhuha Muslim bin Shubaih. 11. Yahya bin Ju'dah. 12. Ashbagh bin Nabatah. 13. Abdullah bin Abirafi. 14. Muthalib bin Abdullah bin Hanthab. 15. Abdurrahman bin Abi Said. 16. Umar bin Ali bin Abi Thalib. 17. Fathimah binti Ali bin Abi Thalib. 18. Hasan bin Hasan bin Ali bin Abi Thalib. 19. Ali Zainal Abidin bin Husain. Wallahu'alam

Silahkan ikuti kajian berikutnya

 

 

Maak jouw eigen website met JouwWeb