Tawasul hanya menyebut nama Muhamad shallallahu'alaihiwasallam

Tawasul hanya menyebut nama Muhamad shalllahu'alaihi wasallam

Al-Haitsam bin Khanas meriwayatkan kesaksiannya sendiri sebagai berikut, “Ketika aku datang kepada Abdullah bin Umar r.a.. Kulihat ada seorang yang menderita kejang kaki (kaku hingga tidak dapat berjalan). Abdullah bin Umar berkata kepadanya: ‘Sebutlah orang yang paling kau cintai!’ Orang yang kejang itu berseru, ‘Ya Muhamad!’ Saat itu juga, aku melihat ia langsung dapat berjalan seperti orang yang terlepas dari belenggu”.

 

Imam Mujahid  dan Ibnu Taimiyah mengetengahkan riwayat hadis dari Abdullah bin Abbas dalam kitabnya Al-Kalimut-Thayyib bab 47  hal.165 sebagai berikut, “Seorang yang menderita penyakit kejang kaki datang kepada Abdullah bin Abbas r.a., kepadanya Abdullah bin Abbas berkata, ‘Sebutlah orang yang paling kau cintai!’ Orang itu lalu menyebut, ‘Muhamad-shalllahu'alaihi wasallam-! Seketika itu, lenyap lah penyakitnya”.

 

Begitupun juga soal meminta syafa’at kepada Nabi, kepada para waliyullah atau kepada orang saleh yang telah wafat. Namun, kita tidak boleh mempunyai keyakinan bahwa Nabi, para waliyullah dan orang-orang saleh yang telah wafat tersebut dapat memberi syafa’at tanpa seizin Allah Jallaajalaaluh. Kaum muslimin juga percaya bahwa yang mohon syafa’at itu adalah upaya/iktisab, adapun yang diminta syafa’at adalah wasitah, tidak lebih dari itu!

 

Sekalipun Rasulallah shalllahu'alaihi wasallam telah wafat, namun ketinggian martabatnya, kemuliaan kedudukannya dan segala keutamaannya masih tetap di sisi Allah Ta'aala. Dan pujian-pujian, tawasul serta salam pada beliau shalllahu'alaihi wasallam selalu sampai kepadanya. Tidak lain semua itu dalam usaha mendekatkan diri pada Allah Ta'aala pada hakikatnya berdasarkan keyakinan akan kebenaran ayat-ayat Allah dan Sunnah Nabi shalllahu'alaihi wasallam.

 

Al-Hafizh Ismail Al-Qadhi dalam kitabnya menyampaikan hadis tentang shalawat kepada Nabi Muhamad shalllahu'alaihi wasallam. Hadis ini oleh Al-Haitsami dalam Majmauz Zawaid dan menilainya sebagai hadis sahih. Rasul shalllahu'alaihi wasallam- bersabda,

حَياَتيِ خَيْرُْ لَّكُمْ فَاِذَا أَنَامِتُّ كَانَتْ وَفَاتِى خَيْرًا لَكُمْ تُعْرَضُ عَلَىَّ أَعْمَالكُم فَاِنْ رَأَيْتُ خَيْرًا حَمِدْتُ الله وَأِنْ رَأَيْتُ شَرًّا اسْتَغْفَرْتُ لَكُمْ

“Hidupku di dunia ini baik untuk kalian. Bila aku telah wafat, maka wafatku pun baik bagi kalian. Amal perbuatan kalian akan diperlihatkan kepadaku. Jika aku melihat sesuatu baik, kupanjatkan puji syukur ke hadirat Allah, dan jika aku melihat sesuatu yang buruk, aku mohonkan ampunan kepada-Nya bagi kalian”. (hadis ini telah dikemukakan pada bab ziarah kubur di site ini).

 

Sabda Rasulallah shalllahu'alaihi wasallam yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Abu Hurairah r.a.: "Setiap salam yang disampaikan kepadaku oleh seseorang, Allah akan menyampaikan kepada ruhku agar aku menjawab salam itu”.(HR Imam Ahmad bin Hambal dan Abu Dawud). Imam Nawawi mengatakan hadis ini isnadnya sahih.

 

Ammar bin Yasir r.a. meriwayatkan, bahwasanya Rasulallah-shalllahu'alaihi wasallam- bersabda: "Allah mewakilkan malaikat di dalam kuburku. Kepadanya Allah memberikan nama-nama seluruh umat manusia. Karena itu, hingga hari Kiamat kelak, setiap orang yang mengucapkan shalawat kepadaku pasti akan disampaikan oleh malaikat itu nama dan nama ayahnya: si Fulan bin si Fulan telah mengucapkan shalawat kepada anda”. (HR Al-Bazar. Dalam riwayat Ibnu Hibban disampaikan dalam kalimat agak berbeda tetapi sama maknanya, sebagaimana yang diriwayatkan oleh At-Thabarani).

 

Jelas sudah, Rasulallah shalllahu'alaihi wasallam di alam barzakh senantiasa menjawab setiap salam yang disampaikan oleh ummatnya kepada beliau shalllahu'alaihi wasallam. Salam artinya keselamatan, dengan demikian jelas lah bahwa Rasulallah shalllahu'alaihi wasallam selalu berdoa keselamatan dan ampunan untuk umatnya.

Wallahu’alam

Silahkan baca kajian selanjutnya

Maak jouw eigen website met JouwWeb