Tawasul melalui Diri Para Nabi dan Hamba Saleh
Tawasul melalui Diri Para Nabi dan Hamba Saleh.
Bagian dari tawasul ini berbeda dengan bagian sebelumnya. Jika pada kesempatan yang lalu disebutkan mengenai tawasul melalui doa Rasul, maka pada kesempatan kali ini kita diberitahukan tentang tawasul kepada diri dan pribadi Nabi, sebagai sarana pengabulan doa. Sebagai contoh apa yang dilaku- kan nabi Ya’qub 'alaihissalaam dengan baju bekas dipakai (melekat di badan) oleh Nabi Yusuf 'alaihissalaam sebagai sarana (wasîlah) kesembuhannya dari kebutaan atas izin Allah Jallaajalaaluh.
Jelas sekali perbedaan antara tawasul melalui doa Nabi, dengan tawasul melalui diri Nabi. Jadi, di sini kita diberitahukan tentang legalitas tawasul kepada Allah Ta'aala melalui keutamaan (fadhilah), kedudukan (jah), kemuliaan (karamah) dan keagungan (azhamah) pribadi Nabi/Rasul di sisi Allah Jallaajalaaluh.. Ini merupakan bentuk inayah khashshah (anugerah khusus) yang Allah berikan kepada para nabi dan rasul, juga para kekasih-Nya yang lain.
Allah Ta'aala berfirman: “Dan kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu” (QS Al- Insyirah [94]:4) “(yaitu) Orang-orang yang mengikuti Rasul, nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban- beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolong- nya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Quran), mereka itulah orang-orang yang beruntung” . (QS Al-A’raf [7]: 157).
Jika kunci terkabulnya doa terdapat pada kepribadian dan kedudukan luhur kaum saleh di sisi Allah Ta'aala, sudah menjadi hal yang utama jika mereka di jadikan sebagai sarana (wasilah) untuk mendapat keridhaaan Allah. Pengabulan doa manusia saleh oleh Allah Ta'aala disebabkan karena kepribadian mereka yang luhur. Kepribadian luhur itulah yang menyebabkan kedudukan mereka diangkat oleh Allah Jallaajalaaluh.
Wallahua'lam
Silahkan baca kajian berikutnya
Maak jouw eigen website met JouwWeb