Sekelumit riwayat Isra’ Mi’raj

Peringatan Isra’ Mi’raj,.ini termasuk hari-hari Allah yang layak diperingati. Ia berkaitan langsung dengan perjalanan Nabi Besar Muhamad shalllahu'alaihi wasallam ke alam jabarut atas kehendak dan kekuasaan Allah Swt.. Kejadian Isra’ Mi’raj Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam ini diabadikan dalam firman Allah Ta'aala (QS Al-Isra [17]. Adapun, detail riwayat perjalanan Isra’ Mi’raj Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam banyak diriwayatkan dalam berbagai hadis, di antaranya oleh Imam Bukhari, Imam Muslim dan lainnya.

 

Peristiwa Isra’ Mi’raj ternyata merupakan ujian tentang sejauh mana orang benar-benar mengimani kebenaran Allah dan Rasul-Nya. Di antara sejumlah kaum muslimin yang masih sedikit pada masa itu, sebagian goyah dan goncang keimanannya. Bagi mereka yang tidak beroleh hidayah dari Allah Ta'aala bahkan keluar meninggalkan Islam, kembali ke kepercayaan semula.  

 

Tidak dapat dimungkiri, peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhamad shalllahu'alaihi wasallam merupakan nikmat dan bukti keagungan Allah Ta'aala. Di dalamnya, mengandung banyak hikmah dan pelajaran bagi umat manusia. Peristiwa Isra’ yang mendahului Mi’raj, terjadi pada malam yang sama, juga merupakan mukjizat yang meyakinkan manusia akan kebenaran Risalah dan agama yang dibawa oleh junjungan kita Nabi Muhamad shalllahu'alaihiwasallam, terutama mengenai pemberitaan bentuk bangunan Masjid Al-Aqsa di Yerussalem di- sampaikan oleh beliau shalllahu'alaihiwasallam kepada para sahabat.

 

Secara singkat, kejadian Isra’ Mi’raj, berdasarkan rujukan kitab hadis yang sahih dapat dikemukakan sebagai berikut:”Setelah beliau shalllahu'alaihi wa sallam shalat dua rakaat di Masjid Al-Aqsha, dan mengimami shalat jamaah para Nabi dan Rasul terdahulu, Jibril 'alaihissalaam membawa beliau shalllahu 'alaihiwasallam Mi’raj, yakni naik ke langit pertama sampai ke langit ketujuh. Setiap langit yang beliau shalllahu'alaihiwasallam hampiri, selalu disambut oleh para Rasul terdahulu. Nabi Adam 'alaihissalaam berada di langit pertama, Nabi Isa 'alaihissalaam dan Yahya 'alaihissalaam berada di langit kedua, Nabi Yusuf 'alaihissalaam di langit ketiga, Nabi Idris 'alaihissalaam di langit ke- empat, Nabi Harun 'alaihissalaam di langit kelima, Nabi Musa 'alaihissalaam di langit keenam dan Nabi Ibrahim 'alaihissalaam berada di langit ketujuh, sedang bersandar di Baitul Makmur. .

 

Tiap hari, tujuh puluh ribu malaikat masuk kedalam (Baitul Makmur) tanpa keluar lagi. Kemudian, Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam naik ke ‘Sidratul-Muntaha’. Pada waktu peristiwa Mi’raj ini, AllahTa'aala mewahyukan kepada beliau shalllahu'alaihiwasallam tentang ketetapan lima waktu shalat wajib sehari semalam. Beliau shalllahu'alaihiwasallamadalah manusia satu-satunya yang mengalami kejadian itu. Ini tidak lain menunjukkan betapa luhur dan agungnya kedudukan beliau shalllahu'alaihiwasallam.

 

Dari peristiwa ini, bisa kita ambil pelajaran penting. Umpamanya, setiap beliau shalllahu'alaihiwasallam sampai di satu lapis langit selalu disambut gembira oleh para Nabi dan Rasul terdahulu. Semuanya mendoakan kebajikan bagi beliau shalllahu'alaihiwasallam. Dalam perjalanan Isra’ ke Palestina di Yerussalem, beliau shalllahu'alaihiwasallam mengimami shalat jamaah para Nabi dan Rasul terdahulu di Masjidul-Aqsa. Tidak kurang pentingnya dari semuanya itu ialah doa kebajikan yang di panjatkan oleh para Nabi dan Rasul di alam baqa bagi junjungan Nabi kita Muhamad shalllahu'alaihiwasallam.

 

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, tidak ada ketentuan syariat tentang tata cara memperingati hari-hari Allah. Begitu pula, halnya dengan peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhamad shalllahu'alaihiwasallam, walaupun sementara orang berpendapat bahwa tidak ada nash yang jelas menyebut pada malam apa, tanggal berapa dan bulan apa Isra’ Mi’raj itu terjadi, itu sama sekali bukan halangan atau larangan untuk memperingatinya.

 

Keabsahan peringatan Isra’ Mi’raj menurut syara’ sama dengan keabsahan peringatan maulid. Alasan-alasan dan dalil-dalil yang dikemukakan untuk memperkokoh keabsahaan maulid pada dasarnya memperkuat juga keabsahan peringatan Isra’ Mi’raj. Peringatan Isra’ Mi’raj ini, dapat diselenggarakan kapan saja. Akan tetapi, yang lebih utama/afdhal ialah pada waktu yang telah diisyaratkan dalam berbagai riwayat (yaitu pada bulan Rajab). Karenanya, bagi masyarakat tertentu, peringatan Isra’ Mi’raj sering juga disebut dengan “Rajaban”. Tujuan utama memperingati ini tidak lain, sama halnya dengan peringatan maulid Nabi shalllahu'alaihiwasallamdan hari-hari Allah lainnya adalah mensyukuri nikmat Allah Ta'aala yang tidak terhingga besarnya.  Wallahu'alam

Silahkan ikuti kajian berikutnya

 

Maak jouw eigen website met JouwWeb