Kewajiban Mencintai Ahlul Bait

Kewajiban Mencintai Ahlul Bait

Allah Swt. berfirman, “Katakanlah (hai Muhamad): ‘Aku tidak minta upah apa pun dari kalian kecuali kasih sayang dalam (hubungan) kekeluargaan (yakni keluarga/ ahlul-bait Muhamad Saw.)’”. (QS. Asy-Syura [42]: 23).

 

*Menurut penafsiran Al-Khatib dan Al-Khazin makna kata minta dalam ayat Asy-Syura tersebut harus ditafsirkan seruan, yakni seruan Rasulallah shalllahu 'alaihiwasallam kepada umatnya agar menjunjung tinggi dan melaksanakan prinsip ke keluargaan dan kasih sayang diantara sesama kaum muslimin, khususnya kasih sayang terhadap ahlul bait beliau shalllahu'alaihiwasallam .

 

*At-Thabrani dan lain juga mengetengahkan beberapa hadis Nabi shalllahu 'alaihiwasallam mengenai kecintaan kepada ahlul bait Rasul shalllahu 'alaihi wa sallam antara lain:

“Seorang hamba Allah belum sempurna keimanannya, sebelum kecintaannya kepadaku melebihi kecintaannya kepada diri sendiri, sebelum kecintaannya kepada keturunanku, melebihi kecintaannya kepada keturunannya sendiri, sebelum kecintaanya kepada ahlul baitku (keluargaku), melebihi kecintaan kepada keluarganya  sendiri dan sebelum kecintaannya kepada Zat-ku melebihi kecintaan kepada zat-nya sendiri.

 

Ahlu-baitku dan para pencintanya di kalangan umatku akan bersama-sama masuk surga seperti dua jari telunjuk ini. Hendak lah kalian tetap memelihara kasih-sayang dengan kami–ahlu bait–sebab (pada hari kiamat kelak) orang yang bertemu dengan Allah dalam keadaan mencintai kami, akan masuk surga dengan syafa’at kami. Demi Allah, yang nyawaku berada ditangan-Nya, amal seorang hamba Allah tidak bermanfaat baginya tanpa mengenal hak-hak kami.”

 

Para ahli tafsir, banyak membicarakan ayat tersebut, terutama mengenai kata al-qurba (orang-orang terdekat), yakni keluarga, ahlul bait, Aali dan kerabat- nya. Ibnu Abbas r.a. menyatakan, makna al-qurba dalam ayat itu, adalah ahlul- bait Muhamad shalllahu'alaihiwasallam. Makna umum dari kata tersebut adalah, para isteri Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam, anak cucu beliau shalllahu'alaihiwasallam dan kerabat beliau (Bani Hasyim), mereka yang di- haramkan menerima sedekah. Makna khususnya, menurut Imam As- Suyuthi, al-qurba adalah, Imam Ali bin Abi Thalib k.w., Siti Fathimah Az-Zahra r.a. dan dua orang putranya (Al-Hasan dan Al-Husain) radhiyallahu ‘anhuma.

 

*Atas pertanyaan Thawus, Ibnu Abbas r.a. menjawab,  yang dimaksud Al-qurba dalam ayat tersebut, ahlul-bait Muhamad shalllahu'alaihiwasallam .

 

*Al-Muqrizi menafsirkan ayat diatas, “Aku tidak minta imbalan apa pun kepada kalian atas agama yang kubawakan kepada kalian itu, kecuali agar kalian berkasih-sayang kepada keluargaku (keluarga Rasulallah shalllahu'alaihi wa sallam )”.

 

*Abu Aliyah mengatakan, Said bin Jubair r.a. menafsirkan kata al-qurba dalam ayat tersebut ialah kerabat Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam .

 

*Abu Ishak mengatakan, ketika ia menanyakan makna al-qurba dalam ayat itu kepada Amr bin Syuaib, ia beroleh jawaban, yang dimaksud ialah kerabat Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam .

 

*Imam Zamakhsyari dalam Al-Kasysyaf meriwayatkan sebuah hadis panjang, yang dikutip oleh Imam Al-Fakhrur-Razi dalam Al-Kabir. Rasulallah shalllahu 'alaihiwasallam mengingatkan umatnya agar mencintai keluaga Muhamad shalllahu'alaihiwasallam . Dalam hadis itu menuturkan, “Barangsiapa wafat dalam keadaan mencintai keluarga (Aal) Muhamad, ia mati syahid. Sungguh lah, siapa yang wafat dalam keadaan mencintai keluarga Muhamad, orang itu beroleh ampunan atas dosa-dosanya.. …dan seterusnya”.

 

*At-Thabrani dalam Al-Ausath mengetengahkan hadis dari Ibnu Umar r.a. mengatakan:

“Perkataan terakhir yang diucapkan Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam ada- lah, ‘Teruskanlah perlakuan yang telah kuberikan kepada ahlu-baitku.’” Dari sumber yang sama, At-Thabrani meriwayatkan  hadis berikut: “Allah-Ta'aala- menetapkan tiga hurumat (hal-hal yang wajib dihormati dan tidak boleh di langgar). Barangsiapa menjaga baik-baik tiga hurumat itu, Allah akan menjaga urusan agamanya dan dunianya. Dan barang siapa tidak mengindahkannya, Allah tidak akan mengindahkan sesuatu baginya. Para sahabat bertanya, ‘Apa tiga hurumat itu, ya Rasulallah?’ Beliau shalllahu'alaihiwasallam menjawab, ‘hurumatul Islam; hurumatku dan hurumat kerabatku’ ”.   

           

*At-Thabrani dalam Al-Ausath juga meriwayatkan sebuah hadis berasal dari Jabir bin Abdullah r.a., Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam dalam suatu khutbah bersabda, “Hai manusia, barangsiapa membenci kami, ahlu-bait, pada hari kiamat Allah akan menggiringnya sebagai orang Yahudi”.

 

*Abu Said Al-Khudri r.a. meriwayatkan, ia mendengar Rasulallah shalllahu 'alaihi wasallam tegas berkata, “Orang yang membenci kami ahlul-bait pasti akan di masukkan Allah ke dalam neraka”.

 

*Ad-Dailami mengetengahkan sebuah hadis, Rasulallah shalllahu'alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang hendak bertawasul (berwasilah) dan ingin mendapat syafa’atku pada hari Kiamat kelak, hendaklah ia menjaga hubungan silatur-rahmi dengan ahlu-baitku dan berbuat menggembirakan mereka”.

 

*Imam Ahmad bin Hanbal mengetengahkan sabda Rasulallah shalllahu'alaihi wasallam , “Empat golongan yang akan memperoleh syafa’atku pada hari kiamat: ‘Orang yang menghormati keturunanku, orang yang memenuhi kebutuhan mereka, orang yang berusaha membantu urusan mereka pada saat diperlukan dan orang yang mencintai mereka dengan hati dan lisannya.’”

 

*Imam Ahmad juga meriwayatkan dua hadis

1.Barangsiapa mencintaiku dan mencintai keduanya itu,  yakni Al-Hasan dan Al-Husain, serta mencintai ibu dan bapak mereka, yakni [Siti] Fathimah Az- Zahra dan [Imam] Ali bin Abi Thalib [r.a] kemudian ia wafat sebagai pengikut sunnahku, ia bersamaku di dalam surga yang sederajat.’

 

2. 'Pada hari kiamat, aku akan menjadi syafi’ (penolong) bagi empat golongan; yang menghormati keturunanku; yang memenuhi kebutuhan mereka; yang ber- upaya membantu urusan mereka pada waktu diperlukan dan yang mencintai mereka sepenuh hati.'

 

*Imam Ahmad bin Hanbal mengetengahkan lagi hadis marfu’, bahwasanya Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam bersabda,Siapa yang membenci ahlul-bait ia adalah orang munafik’; ‘Surga diharamkan bagi orang yang berlaku zalim terhadap ahlu-baitku dan menggangguku melalui keturunanku’.

 

*Al-Hakim dari Zaid bin Arqam r.a., Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam bersabda, “…Mereka (ahlu-bait beliau) adalah keturunanku, diciptakan dari darah-dagingku dan di karuniai pengertian serta pengetahuanku. Celakalah, orang dari umatku yang mendustakan keutamaan mereka dan memutuskan hubungan denganku melalui (pemutusan hubungan dengan) mereka. Kepada orang-orang seperti itu, Allah tidak akan menurunkan syafa’atku (pertolongan Aku)”.

 

*Abu Said dalam kitab Syarafudin Nubuwah mengetengahkan sebuah hadis, Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam berkata kepada Siti Fathimah r.a, “Hai Fathimah, engkau marah Allah marah, dan engkau ridha (puas) Allah ridha”.  

 

*Ibnu Hajar dalam kitabnya As-Shawaiqul-Muhriqah menerangkan sebagai berikut: “Barangsiapa mengganggu salah seorang putra (Siti) Fathimah, ia akan menghadapi bahaya karena perbuatannya itu membuat marah (Siti) Fathimah r.a. Sebaliknya, barang siapa mencintai putra-putra (termasuk keturunannya), ia akan memperoleh keridhaannya.

 

Para ulama khawash (para ulama yang mempunyai keistemewaan khusus) merasa di dalam hatinya terdapat keistemewaan yang sempurna, karena kecintaan mereka kepada Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam , dan ahlul-bait serta keturunannya atas dasar pengertian, ahlul bait dan keturunan beliau shalllahu'alaihiwasallam adalah orang-orang suci (dimuliakan oleh Allah Ta'aala)

 

Selain itu, mereka (para ulama khawash) juga mencintai anak-anak (keturunan) sepuluh orang (sahabat Nabi shalllahu'alaihiwasallam) yang telah dijanjikan masuk surga, disamping itu mereka (para ulama khawash) juga mencintai anak-anak keturunan para sahabat Nabi yang lain.

Mereka, memandang semua keturunan sahabat Nabi, sebagaimana mereka memandang para orang tua mereka. Selanjutnya Ibnu Hajar mengatakan, ’Orang harus menahan diri jangan sampai mengecam mereka (ahlul-bait dan keturunan Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam ).

 

Jika ada seorang di antara mereka yang berbuat fasik berupa bid‘ah, yang harus di kecam hanyalah perbuatannya, bukan zatnya, karena zatnya itu merupakan bagian dari Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam, sekali pun antara zat beliau dan zat orang itu terdapat perantara (wasa’ith)’”. Demikianlah Ibnu Hajar.

 

*Imam Bukhari dalam Sahihnya, mengetengahkan ucapan khalifah Abu Bakar r.a., ”Jagalah baik-baik wasiat Muhamad shalllahu'alaihiwasallam mengenai ahlu-bait beliau”; “Kerabat Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam lebih kucintai daripada kerabatku sendiri”.

 

*Al-Mala dalam kitab Sirah-nya mengetengahkan sebuah hadis, Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam mewanti-wanti: “Wasiatkan lah kebajikan bagi ahlu-baitku. Pada hari kiamat besok kalian akan kugugat mengenai ahlu-baitku. Orang yang kelak menjadi lawanku ia menjadi lawan Allah dan siapa yang menjadi lawan Allah ia akan di masukkan ke dalam neraka”.  

 

Mari kita ikuti juga kajian berikut ini:

*Nabi shalllahu'alaihiwasallam bersabda,
لَوْ أَنَّ رَجُلًا صَفَنَ بَيْنَ الرُّكْنِ، وَالْمَقَامِ وَصَلَّى وَصَامَ، وَهُوَ مُبْغِضٌ لِأَهْلِ بَيْتِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ النَّارَ
Andaikan seseorang berdiri di antara Rukun (Hajar Aswad) dan Maqam, shalat dan berpuasa, tapi ia membenci ahlul bait Muhammad shalllahu'alaihiwasallam ,ia masuk neraka.”
(HR. Hakim dalam Al-Mustadrak (III/161), Ath-Thabrani dalam Al-Mu'jam Al-Kabir, hadits nomor 11412, dari hadits Abdullah bin Abbas. Hakim berkata, “Hadis ini shahih, sesuai syarat Muslim.”)


*Allah Ta'aala marah kepada orang yang membenci ahlu bait

Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam bersabda,
وهم عِتْرَتِي , خُلِقُوا مِنْ طِيْنَتِي , فَوَيْلٌ لِلْمُكَذِّبِيْنَ بِفَضْلِهِمْ , من احبهم احبه الله ومن أبغضهم أبغضه الله…

“… Mereka adalah keturunanku dan diciptakan dari tanahku. Celakalah dari ummatku yang mendustakan keutamaan mereka. Siapa yang mencintai mereka maka Allah akan mencintainya, siapa yang membenci mereka maka Allah akan membencinya”. (Kanz al-Ummal (12/98).


Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam bersabda :
ألا و من ابغض آل محمد جاء يوم القيامة مكتوبا بين عينيه : آئس من رحمة الله
Sungguh siapa yang membenci keluarga Muhammad shalllahu'alaihiwasallam, maka ia akan di bangkitkan di hari kiamat dengan tulisan di antara kedua mata- nya : ‘orang ini telah terputus dari rahmat Allah-Ta'aala-’. (Faraid al-Simthin (2/256).

 

*Orang yang membenci mereka termasuk golongan Munafik

Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam bersabda :
من أبغضنا أهل البيت فهو منافق
Siapa orang yang membenci kami ahlu bait adalah termasuk golongan munafik. (Al-Dur al-Mansur (7/349), Fadhail al-Sahabah (2/661)


Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam bersabda :
لا يحبنا أهل البيت الا مؤمن تقي , ولا يبغضنا الا منافق شقي
Tidak ada yang mencintai kami ahlu bait kecuali orang yang beriman dan bertaqwa, dan tidak ada yang membenci kami kecuali orang munafik dan durhaka. (Dzakhair al-Uqba : 218, al-Showaiq al-Muhriqah : 230).


Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam bersabda :
من أبغض عترتي فهو ملعون و منافق خاسر
Siapa yang membenci keturunanku, ia termasuk orang yang dilaknat dan munafik yang merugi (Jami’ al-Akhbar : 214).

 

*Orang yang membenci ahlu bait termasuk golongan kafir.

Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam bersabda :
ألا ومن مات على بغض آل محمد مات كافرا , ألا ومن مات على بغض آل محمد لم يشمّ رائحة الجنّة
Sungguh siapa yang mati dalam keadaan membenci keluarga Muhammad -shalllahu'alaihiwasallam-, maka ia mati dalam keadaan kafir. Sungguh siapa yang mati dalam keadaan membenci keluarga Muhammad-shalllahu'alaihi wasallam-, maka ia tidak akan mencium harumnya surga. (Al-Kasyaf (3/403)


*Orang yang membenci ahlu bait termasuk golongan Yahudi.

Dari Jabir bin Abdillah al-Anshari, sabda Rasulullah shalllahu'alaihiwasallam:
أيّها الناس , من أبغضنا اهل البيت حشره الله يوم القيامة يهوديا. يارسول الله , وإن صام وصلّى ؟ قال : وإن صام و صلّى
Wahai manusia, siapa saja yang membenci kami ahlu bait, maka Allah-taáala- akan mengumpulkannya di hari kiamat dalam golongan orang-orang Yahudi. Jabir berkata, Ya Rasulallah, mereka adalah orang-orang yang berpuasa dan mengerjakan shalat. beliau-shalllahu'alaihiwasallam-menjawab, Walau pun mereka berpuasa dan mengerjakan shalat. (Al-Mu’jam al-Ausath (4/212)



*Orang yang membenci ahlu bait masuk neraka.

Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam bersabda :
والّذي نفسي بيده , لا يبغضنا اهل البيت احد الا أدخله الله النار
Demi jiwaku yang berada dalam kekuasaan-Nya, Tidaklah seorang yang membenci kami ahlu bait kecuali Allah-Taáala-akan masukkan ia ke dalam neraka. (Al-Mustadrak ‘Ala Shahihain (3/162), al-Dur al-Mansur (7/349)


Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam bersabda :
والّذي نفسي بيده , لا يبغضنا اهل البيت احد الا أكبّه الله النار
Demi jiwaku yang berada dalam kekuasaan-Nya, Tidaklah seorang yang membenci kami ahlu bait kecuali Allah akan masukkan ia ke dalam neraka.(Al-Mustadrak ‘Ala Shahihain (4/392), Majma’ al-Zawaid (7/580)


Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam bersabda :
 فَلَوْ اَنَّ رَجُلاً صفَنَ بَيْنَ الرُّكْنِ وَالمَقَامِ, وَصَلَّى وَصَامَ, ثُمَّ لقي الله , وَهُوَ مُبْغِضٌ لاِهْلِ بَيْتِ مُحَمَّدٍ دَخَلَ النَّارَ… .
“… Maka sekiranya seseorang berdiri di antara salah satu sudut Ka’bah dan maqam Ibrahim, lalu ia shalat dan puasa, kemudian meninggal sedangkan ia adalah pembenci keluarga (ahlu al-bait) Muhammad, pasti ia masuk neraka”.
 (Al-Mu’jam al-Kabir (11/142), al-Mustadrak ‘Ala Shahihain (3/161)


Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam bersabda :
لا يبغضنا ولا يحسدنا احد الا ذيد يوم القيامة بسياط من النار
Tidak seorang pun yang membenci dan dengki kepada kami (ahlu bait) kecuali -Allah-akan mengusirnya di hari kiamat dengan cambuk yang berasal dari api neraka. (Al-Mu’jam al-Kabir (3/81)



*Allah Taáala sangat murka kepada umatnya yang menyakiti ahlu bait.

Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam bersabda :
إشتدّ غضب الله على من آذاني في عترتي
Allah sangat murka kepada orang yang menggangguku melalui keturunan Aku. (Ihya al-Mait al-Suyuthi : 53

Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam bersabda :
إشتدّ غضب الله وغضبي على من أهرق دمي و آذاني في عترتي
Allah dan aku sangat murka kepada orang yang menumpahkan darahku dan menyakitiku melalui keturunanku. (Dzakhoir al-Uqba : 39)

Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam bersabda :
من سبّ اهل بيتي فأنا بريء منه
Siapa yang mencela ahlu baitku, maka aku berlepas diri darinya. (Yanabi’ al-Mawaddah :2/378)

Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam bersabda:
من آذاني في اهلي فقد آذى الله
Siapa yang menyakitiku dalam urusan keluargaku, maka ia telah menyakiti Allah. (Kanz al-Ummal (12/103)

Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam bersabda :
إنّ الله تعالى يبغض الآكل فوق شبعه , والغافل عن طاعة ربه , والتارك سنّة نبيه , والمخفر ذمّته , والمبغض عترة نبيه , والمؤذي جيرانه 
‘Sesungguhnya Allah Taáala membenci orang yang makan di atas batas ke kenyangannya, orang yang lalai dari melaksanakan ketaatan kepada Tuhan- nya, orang yang mencampakkan sunnah nabinya, orang yang meremehkan tanggungjawabnya, orang yang membenci ithroh (keturunan) nabinya dan mengganggu tetangganya’. (Ihya al-Mait : 53

 

*Allah taáala mengharamkan surga kepada orang yang menzhalimi ahlu bait.

Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam bersabda :
إنّ الله حرّم الجنة على من ظلم اهل بيتي
Sesungguhnya Allah mengharamkan surga kepada orang yang menzhalimi ahlu baitku. (Dzakhoir al-Uqba : 20)

 

Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam bersabda :
حرّمت الجنة على من ظلم اهل بيتي و آذاني في عترتي
Surga diharamkan bagi siapa saja yang menzhalimi ahlu baitku dan menyakiti aku melalui keturunanku. (Tafsir al-Qurthubi (16/22)

 

Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam bersabda :
الويل لظالمي اهل بيتي , عذابهم مع المنافقين في الدرك الأسفل من النار
Celakalah siapa saja yang menzhalimi ahlu baitku, mereka akan diadzab bersama orang-orang munafiq di dasar neraka. (Yanabi’ al-Mawaddah (2/326).

Demikianlah riwayat-riwayat mengenai kewajiban mencintai ahlul-bait Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam. Menyampaikan ajaran yang benar adalah kewajiban, bukan karena ingin mencari belas kasih manusia. Mengingat cinta dzurriyah adalah bagian dari agama, maka wajib bagi setiap muslim menyampaikan wasiat Nabi terkait Ahlul bait. 

Bagi dzurriyah Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam harus lebih semangat meneladani Rasulallah shalllahu'alaihiwasallam. Cinta adalah modal seorang muslim untuk menggapai syafaat Nabi shalllahu'alaihiwasallam, adapun kebencian akan menghalangi syafaat beliau shalllahu'alaihiwasallam .

Wallahua'lam

Silahkan baca uraian selanjutnya

 

Maak jouw eigen website met JouwWeb