Mengkhususkan waktu-waktu tertentu untuk berziarah

Nabi shallallâhu‘alaihiwasallam tidak pernah mewajibkan maupun melarang waktu-waktu tertentu untuk berziarah kubur, orang boleh berziarah pada waktu apapun baik itu malam, pagi, siang hari atau pada bulan Sya’ban, Idul Fihtri dan lain sebagainya. Mengapa justru golongan pengingkar ini mengarang-ngarang untuk melarangnya? Dalam syariat Islam diriwayatkan adanya bulan dan hari yang mulia umpama, bulan-bulan Hurum/suci (muharam, zul-kiddah, zul-hijjah, Rajab), bulan Sya’ban, Ramadhan, hari raya idul fithri, hari Kamis, Jum’at dan lain sebagainya (silahkan baca pada bab amalan nishfu Sya’ban, disite  ini).

 

Pada bulan dan hari tersebut, Allah jallaajalaaluh lebih meluaskan Rahmat dan Ampunan-Nya kepada makhluk yang berdoa, beramal sholeh melebihi dari hari-hari atau bulan-bulan biasa. Pada waktu-waktu yang mulia itu, kaum muslimin  sempatkan pula untuk berziarah kekuburan kerabatnya atau para sholihin. Jadi tidak ada diantara para penziarah yang berfirasat atau mewajibkn hanya (khusus) pada bulan atau hari tertentu tersebut mereka berziarah kekuburan. Ini tidak lain hanya pikiran, karangan dan dongengan golongan pengingkar sendiri!

 

Apakah mereka ini tahu hukumnya dalam Islam, orang yang melarang sesuatu amalan yang halal dan menghalalkan suatu amalan yang haram? Kalau sudah mengetahui hukumnya, mengapa masih sering berani menghukumi setiap amalan yang tidak sepaham dengannya sebagai amalan munkar, haram, syirik dan lain sebagainya? Ingat firman Allah subhaanahuuwata'aala dalam surat An-Nahl:116; " Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta ‘Ini halal dan ini haram’ untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah…" .

Wallahua'lam

Silahkan ikuti kajian berikutnya