Haul ala Wahabi

Mazhab Wahabi-Salafi membid‘ahkan dan menyatakan bahwa peringatan haul para ulama atau para waliyullah sebagai sesuatu yang munkar. Mereka, memandang bahwa haul merupakan cara mengkultuskan makhluk. Akan tetapi, mereka sendiri pernah mengadakan haul untuk memperingati wafatnya Syaikh Muhamad Abdul Wahab dan Syaikh Utsaimin. Tokoh pertama adalah imam mazhab Wahabi, Yang kedua adalah penerusnya di zaman kontemporer. Mereka berargumen, haul untuk kedua tokoh ini sebagai boleh-boleh saja karena tidak di adakan tiap tahun!

Darimana mereka mendapatkan dalil bahwa suatu perbuatan yang diharamkan oleh mereka akan menjadi halal hukumnya bila diamalkan tidak setiap tahun? Sungguh, alasan yang “aneh”.

 

Peringatan itu terjadi di Riyadh, Arab Saudi pada hari Sabtu, 21-04-1400H s/d hari Kamis, 27-04-1400H, bertepatan dengan tanggal 08-03-1980 s/d tanggal 14-03-1980. Acara diselenggarakn dibawah kepanitiaan University Islam (ala za’mihi) Muhamad Ibnu Saud Al-Islamiyah. Perayaan itu mengambil slogan: “Perayaan menyambut Minggu Muhamad Abdul Wahab”. Majlis ini, di meriah- kan dengan kehadiran tokoh Wahabiyah ,Abdul Aziz Bin Baz, yang merangkap sebagai ketua umum bagi Pejabat Al-Buhuts Al-Ilmiyyah Wal-ifta’ wad-dakwah wal-irsyad (ala-za’mihim)  Hadir pula Hasan bin Abdullah Ali Syaikh, Menteri Pengajian Tinggi Saudi Arabia.

 

Mereka juga memperingati semacam haul untuk Syekh Utsaimin dengan nama ‘Haflah Takrim”. Haul al-Utsaimin mereka adakan pada bulan Januari 2010 di sebuah hotel di Kairo di bawah naungan Duta Besar Saudi di Kairo, Hisham Muhyiddin. Acara haul itu dibuka dengan pembacaan ayat-ayat Al-Quran, dilanjutkan sambutan-sambutan berisi pujian terhadap almarhum. Sambutan pertama disampaikan ketua Yayasan ar-Rusyd sekaligus Presiden Asosiasi Penerbit Saudi. Dalam sambutannya itu, ia memuji peran Syekh Utsaimin dalam penyebaran agama Islam. Sambutan selanjutnya disampaikan Abdullah, putra Utsaimin, kemudian Atase Kebudayaan Saudi Muhamad bin Abdul Aziz Al-Aqil.

 

Tokoh terakhir ini, belakangan banyak mengulas manakib Syekh al-Utsaimin dengan menjelaskan tahun lahir dan wafatnya. Dia berkata; “Perayaan ini adalah sedikit yang bisa kami persembahkan untuk mendiang Syekh Utsaimin.” Acara haul ditutup dengan saling tukar tanda kehormatan antara Yayasan ar-Rusyd, Yayasan Utsaimin, Atase Kebudayaan dan Deputi Menteri Kebudayaan dan Informasi. Di perayaan itu juga dideklarasikan sebuah syair:

             وَاللهِ لَوْوَضَعَ اْلأَناَمُ مَحَافِلاَ #مَاوَفَتِا لشَّيْخَ حَقَّهُ اْلوَقُورَ   

“Demi Allah, seandainya segenap manusia membuat banyak perayaan untuk Syaikh Usaimin, hal itu tidaklah mampu memenuhi hak beliau.”

 

Syair ini, secara telanjang menunjukkan kecenderungan “pengkultusan” golongan Wahabi-Salafi kepada Syaikh Usaimin. Syaikh Usaimin adalah, salah satu penerus Muhamad bin Abdul Wahab. Ia, adalah tokoh yang sangat gencar mengkritik keras praktik maulidan, tahlil dan shalawatan. Salah satu ucapannya yang terkenal, sebagaimana ia tuliskan dalam karyanya, al-Manahi al-Lafdziyah halaman 161: “Dan saya tidak mengetahui sampai detik ini bahwa Muhamad (baca:Nabi Muhamad Saw.) adalah makhluk Allah yang lebih utama dari segala makhluk apa pun secara mutlak.”

Wallahu’alam.

Silahkan ikuti kajian berikutnya.